Rabu, 18 Juni 2008

Kekerasan: edukasi versus habitus

Pada mulanya manusia diciptakan baik adanya.Baik dalam segala hal, termasuk dalam mebangun relasi antara Penciptanya (vertikal) dan bersifat transenden dan imanen, maupun dengan sesamanya (horisontal). Itulah makanya manusia adalah secitra dengan Sang Maha Karya. Relasi yang kethendak dibangun dengan sesamanyapun terus diupayakan baik karena adanya hubungan ketergantungan. Manusia satu dengan yang lalin saling membutuhkan. Itulah makanya manusia diciptakan sebagai homosocius.
Namun dalam perkembangannya, manusia merusak relasi tersebut (secara biblis) ketika jatuh dalam dosa akibat ketidak berdayaannya memahami hakikat diri karena provokasi setan. Da n ketika keturunan mereka saling bunuh (kisah Kain dan Habil) kekerasan pertama terjadi.Manusia bukan lagi homosocius tetapi menjadi homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi yang lain).
Pada perkembangan selanjutnya ketika manusia semakin menyadari bahwa perlu adanya perkembangan diri dan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, maka mulailah manusia belajar.Manusia belajar untuk bisa bertahan hidup, manusia belajar supaya dapat memecahkan persoalan dalam menjalani hidup yang mulai tersadari. mengapa dikatakan hidup yang mulai disadari? Manusia mulai mempertanyakan hakikat dirinya.
Namun dalam perkembangannya ketika manusia semakin pintar, mulailah ada sikap kompetitif dan berusaha untuk unggul satu dengan yang lain.