Senin, 24 November 2008

KEPEDULIAN KAUM MUDA KATOLIK TERHADAP MASYARAKAT

Dalam sebuah pendampingan, salah seorang peserta mengajukan pertanyaan kepada saya"kegiatan konkret apa yang bisa kita lakukan untuk masyarakat kita?" Pertanyaan ini terkesan sangat sederhana, tidak konseptual,dan seperti mendesak kepada saya untuk tidak banyak berteori dalam mewujudkan peran kaum muda bagi masyarakat.
Kemudian saya balik bertanya, Masyarakat atau lingkungan macam apa yang Anda idelkan? Atau apa yang Anda punya yang bisa Anda berikan kepada masyarakat yang paling dekat dengan hidup Anda.?
Rupanya ia terpancing dengan pertanyaan saya tadi, dan ia menceritakan panjang lebar tentang tatanan masyarajat yang ia idealkan. Masyarakat yang adil makmur, Masyarakat yang berkesejahteraan dengan tingkat pendidikan tinggi, kesehatan terjamin, lingkungan bersih,indah, ekonomi mapan, kesadaran plotik tinggi. pertanyaan balik kedua ia agak lama menjawab dan akhirnya bilang.... "kepedulian".
jawaban seorang peserta tersebut cukup menarik karena berdampak pada sebuah refleksi tentang apa yang dapat dilakukan OMK untuk tidak dikatakan berkutat di dalam.Selama ini dipahamai bahwa kegiatan OMK masih berkutat pada urusan lingkaran sendiri, meskipun ini juga penting dan tetap layak dilakukan,seperti latihan koor, ziarah ke gua Maria,latihan tablo untuk event paskah dan Natal. Namun tampaknya OMK harus berani keluar dari lingkarannya dengan kesadaran bahwa banyak hal dapat dilakukan sebagai bagian dari masyarakat.Dan, roh dari kesadaran dan hendak berbuata sesuatu adalah kepedulian. Mundulnya kepedulian berawal dari kebiasaan dan pembiasaan untuk olah kepekaan akan sesuatu yang terjadi dalam masyarakat. Nah, persoalannya adalah bagaimana kemasan kegiatan OMK agar kepekaaan semakin tajam,dan ketajaman itu direalisasikan dalam aksi nyata.
Ungkapan Mgr. Soegjopranoto tentang menjadi Katolik dan Indonesia 100% tidak dipungkiri adalah perpaduan dari iman sekaligus kepedulian sebagai warga negara.IJ Kasimo, Harry Tjan Silalahi,Rm. Mangun. Rm. Sandyawan, dan masih banyak lagi saya kira tidak lepas dari hasil kepekaan dan memunculkan sebuah kepekaan, apa yang akan saya perbuat sebagai orang beriman sekaligus warga masyarakat.
Bahwa kaum muda perlu diajak untuk menghayati dan memaknai perutusan. Bahwa sebagai elemen muda gereja penghayatan liturgi, Kitab Suci, dan hukum serta tradisi gereja perlu, namun menjadi lengkap jika terbangun relasi yang baik dengan masyarakat di mana ia hidup.
Bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati, hendaknya dipahami sebagai wujud dari konsep cross, yakni relasi vertikal dan horisontal.Bahwa,kalimat "pergilah ke semua bangsa dan baptislah dalam nama bapa, anak, dan roh kudus " perlu dimaknai sesuai dengan konteks sekarang dan dari kacamata anak muda.

Tidak ada komentar: